Spodoptera frugiperda atau ULAT Tentara


Serangan hama ulat grayak baru yang bernama Fall Armyworm (FAW) sedang menjadi wabah serius di berbagai negara produsen jagung. Hama ini telah mewabah di sejumlah negara tetangga seperti Thailand, Myanmar dan Philipina. Di Indonesia sendiri, hama ini telah dilaporkan menyerang tanaman jagung di Pasaman Barat Provinsi Sumatera Barat. Keberadaan hama ini menjadi perhatian karena mempunyai daya jelajah tinggi, kecepatan reproduksi tinggi serta daya rusak yang kuat. Pemerintah telah melakukan tindakan preventif untuk pencegahan penyebaran hama ini di wilayah Indonesia.
Fall Armyworm (FAW) atau ulat grayak (Spodoptera frugiperda J.E. Smith) merupakan serangga asli daerah tropis dari Amerika Serikat hingga Argentina. Larva FAW dapat menyerang lebih dari 80 spesies tanaman, termasuk jagung, padi, sorgum, jewawut, tebu, sayuran, dan kapas. FAW dapat mengakibatkan kehilangan hasil yang signifikan apabila tidak ditangani dengan baik. Hama ini memiliki beberapa generasi per tahun, ngengatnya dapat terbang hingga 100 km dalam satu malam.
Larva FAW dapat merusak hampir semua bagian tanaman jagung (akar, daun, bunga jantan, bunga betina serta tongkol). Di negara asalnya, siklus hidup hama ini selama musim panas adalah 30 hari, namun mencapai 60 hari pada musim semi dan 80-90 hari pada musim gugur. Berdasarkan hal tersebut diatas hama FAW ini perlu dikenal dan dipikirkan langkah-langkah pengendalian yang efefetif, efisien, murah, dan mudah dilakukan serta aman terhadap lingkungan. Buku panduan ini memberi informasi mengenai pengenalan dan pengendalian FAW pada komoditas jagung sebagai inang utama dari FAW.
S. frugiperda merusak tanaman jagung dengan cara larva mengerek daun. Larva instar 1 awalnya memakan jaringan daun dan meninggalkan lapisan epidermis yang transparan. Larva instar 2 dan 3 membuat lubang gerekan pada daun dan memakan daun dari tepi hingga ke bagian dalam. Larva FAW mempunyai sifat kanibal sehingga larva yang  ditemukan pada satu tanaman jagung antara 1-2, perilaku kanibal dimiliki oleh larva instar 2 dan 3.  Larva instar akhir dapat menyebabkan kerusakan berat yang seringkali hanya menyisakan tulang daun dan batang tanaman jagung. Kepadatan rata-rata populasi 0,2 - 0,8 larva per tanaman dapat mengurangi hasil 5 - 20%. Kerusakan pada tanaman biasanya ditandai dengan bekas gerekan larva, yaitu terdapat serbuk kasar menyerupai serbuk gergaji pada permukaan atas daun, atau disekitar pucuk tanaman jagung

Rekomendasi Pengendalian  (DKPP Kota Kediri - Perlindungan Tanaman) :
a. Pengamatan penerbangan imago/pemasangan perangkap karena kemampuan bertelur 1 imago Spodoptera frugiperda 4 s/d 6 kelompok telur (1.000 s/d 2.000 butir).
b. Mengumpulkan kelompok telur dan larva instar 1 yang masih hidup menggerombol untuk dimusnahkan/dibunuh.
c. Sedini mungkin dilakukan aplikasi dengan agens jayati Metharizium, Beauvaria, NEP atau SLNPV.
d. Khusus untuk di Tanaman Padi digenangi dengan air.


Sumber informasi :
- Buku saku pengenalan Fall Armyworm (Spodoptera frugiperda J.E.Smith) Kementerian Pertanian Republik Indonesia
- Seksi Perlindungan Tanaman Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Kediri
- Penyuluh Pertanian Lapang - Agus Fatony T., SP

Komentar